Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas di Indonesia terus mengalami dinamika yang signifikan. Di tengah tekanan kondisi politik dan ekonomi global, sektor manufaktur tetap mencatatkan capaian positif, menunjukkan optimisme serta kinerja yang berdaya saing.

Industri tekstil dalam negeri tengah menghadapi tantangan besar akibat serbuan barang impor. Anggota Komisi VII DPR Hendrik Halomoan Sitompul mengingatkan pemerintah untuk segera menyelamatkan sektor ini. Banyak industri tekstil lokal yang terpaksa gulung tikar, mengakibatkan ribuan pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSYFI) mengapresiasi rencana pemerintah untuk mengenakan bea masuk impor tekstil sebesar 200 persen. Ketua Umum APSYFI, Redma Gita Wirawasta, mengungkapkan bahwa kebijakan ini dapat memberikan dorongan signifikan bagi industri tekstil nasional untuk kembali bangkit.