Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) yang masih menjadi tulang punggung industri nasional. Dukungan ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Taufik Bawazier, saat meresmikan pabrik tekstil baru di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Indonesia berada di ambang krisis akibat wacana pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk benang jenis Partially Oriented Yarn (POY) dan Drawn Textured Yarn (DTY). Padahal, kedua jenis benang tersebut merupakan bahan baku utama bagi industri tekstil berbasis poliester, yang masih sangat tergantung pada impor.
Industri tekstil dan pakaian jadi (TPT) menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada awal tahun 2025. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, sektor ini tumbuh sebesar 4,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I 2025. Angka ini naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yfdang hanya mencatatkan pertumbuhan 2,64 persen. Kontribusi sektor TPT terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sebesar 0,99 persen pada periode yang sama.
Page 30 of 324