Pola tekstil tradisional Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya yang kaya dan beragam. Dari ujung barat hingga timur, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki pola tekstil yang unik, indah, dan sarat dengan makna simbolis yang dalam. Namun, dengan berjalannya waktu, pola tekstil tradisional Indonesia mengalami perkembangan yang menarik, mencerminkan adaptasi terhadap zaman yang terus berubah. Awalnya, pola-pola tersebut dihasilkan melalui teknik tenun tangan, sulaman, dan pewarnaan alami. Namun, dengan munculnya era industri tekstil, teknik pembuatan pola pun mengalami revolusi. Batik, sebagai salah satu contoh, mengalami evolusi dari pola sederhana menjadi karya seni yang semakin modern dan kontemporer. Inovasi-inovasi ini tidak hanya menambah daya tarik batik di dalam negeri, tetapi juga memperkenalkannya ke panggung dunia sebagai salah satu warisan budaya yang menakjubkan dari Indonesia.
PT Pan Brothers Tbk (PBRX), seorang emiten yang bergerak dalam manufaktur pakaian jadi, telah berhasil meraih validasi atas target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dari Science-Based Target initiatives (SBTi). Keberhasilan ini menandai langkah penting dalam upaya perusahaan untuk menjadi pelopor dekarbonisasi pada sektor manufaktur di Indonesia, khususnya dalam industri tekstil dan pakaian jadi (TPT). Direktur Pan Brothers, Fitri Ratnasari Hartono, menyambut baik validasi ini, menggarisbawahi pentingnya peran perusahaan dalam mendukung tujuan global untuk mengurangi dampak perubahan iklim. "Validasi ini menjadikan PBRX sebagai pelopor dekarbonisasi pada sektor manufaktur Indonesia yang targetnya telah divalidasi oleh SBTi," ujar Fitri.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengungkapkan bahwa kinerja industri tekstil Indonesia mengalami penurunan sebesar 30% pada tahun 2023 dibandingkan dengan periode pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021. Penurunan ini disebabkan oleh kebijakan lockdown yang menghambat impor produk, terutama dari China, yang membanjiri pasar domestik. Ketua API, Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, menyatakan bahwa industri dalam negeri mengalami penurunan kinerja pada tahun 2023 karena diduga adanya praktik dumping dari China tidak hanya dalam sektor tekstil tetapi juga pada industri lainnya di Indonesia.
Page 318 of 364