Indonesia merupakan salah satu pasar potensial industri fesyen berkelanjutan sejalan meningkatnya permintaan tekstil ramah lingkungan di dunia. “Inovasi produk serat mendukung industri fesyen berkelanjutan," kata Winston A Mulyadi, commercial head in textiles business, SEA & Oceania, Lenzing Group, perusahaan asal Austria yang memproduksi serat dari bahan baku terbarukan, di sela pameran dagang terbesar industri tekstil dan garmen di Asia Tenggara, Indo Intertex & Inatex 2024 di Jakarta International Expo, Jakarta, Sabtu (23/3/2204) dikutip Investor Daily.

Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) meminta agar peritel lebih nasionalis dan berpihak pada produk dalam negeri menyusul protes yang dilakukan oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (APREGINDO) terhadap PERMENDAG 3 Tahun 2024, tentang Perubahan Atas Permendag 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang berlaku 10 Maret lalu.

Gelaran INATEX 2024 telah sukses menjadi platform terbesar bagi industri tekstil dan garmen di Asia Tenggara. Sebagai ajang yang memperkokoh komitmen terhadap keberlanjutan, Lenzing, perusahaan penghasil serat selulosa berbahan dasar kayu, tampil sebagai salah satu pemain utama yang mendorong inovasi dan teknologi untuk membangun industri tekstil dan fashion yang ramah lingkungan, terutama di Indonesia. Winston A. Mulyadi, Commercial Head in Textiles Business, SEA & Oceania, Lenzing Group, menekankan komitmen perusahaan dalam menyediakan solusi inovatif untuk mendukung pertumbuhan bisnis fashion lokal di Indonesia. "Lenzing berupaya untuk mendukung brand fashion lokal Indonesia dengan menyediakan bahan tekstil yang ramah lingkungan. Melalui inovasi seperti brand serat TENCEL™ dan LENZING™ ECOVERO™, kami berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif dalam industri tekstil dan fashion."