Industri alas kaki dan tekstil di Indonesia belakangan ini tengah menghadapi tantangan yang serius. Berita penutupan pabrik oleh PT Sepatu Bata Tbk (BATA) di Purwakarta, Jawa Barat, dan kondisi sulit yang dialami oleh PT Sri Rejeki Isman (Sritex), menjadi sorotan utama. Kedua perusahaan ini menghadapi tekanan utang yang tak tertahankan, dengan Sritex bahkan terancam delisting. Apa yang sebenarnya terjadi di balik gugurnya pilar-pilar industri ini?

Industri tekstil adalah salah satu industri terbesar di dunia, namun sayangnya juga menjadi penyumbang utama polusi lingkungan. Dalam upaya mengatasi tantangan ini, inovasi dalam pembuatan tekstil ramah lingkungan dari bahan daur ulang atau tanaman serat telah menjadi sorotan utama. Mari kita telaah lebih dalam bagaimana teknologi ini sedang mengubah wajah industri tekstil, sambil memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan.

Di tengah kekhawatiran akan dampak ekologis dari industri fashion yang berkembang pesat, muncul sebuah tren yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan solusi nyata. Dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional tahun 2021, Indonesia tercatat menghasilkan 2,3 juta ton limbah tekstil atau produk fashion. Namun, yang memprihatinkan, hanya 0 ton yang berhasil didaur ulang.