Kementerian Perindustrian memastikan sebanyak 21 industri tekstil, kulit dan alas kaki akan mendapatkan dukungan program restrukturisasi mesin dan peralatan industri. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier mengatakan, industri tekstil menjadi salah satu subsektor yang kini difokuskan oleh Kementerian Perindustrian.


"Untuk program tahun 2025 ada restrukturisasi mesin dan peralatan tekstil. Targetnya 21 industri," ungkap Taufiek dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersma Komisi VII DPR RI, Kamis (23/1).

Taufiek menjelaskan, minat investasi pada sektor tekstil masih cukup tinggi. Ini tercermin dari minat sejumlah perusahaan yang disebut telah menyatakan minat untuk melakukan investasi mesin baru.

"Kita sekarang mencoba membenahi untuk pemulihan dan kita coba melakukan sensus dengan pendekatan paling tidak investasi teknologi baru dari benang sampai hilir. Sudah ada tiga sampai empat perusahaan menyatakan minat," kata Taufiek.

Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Rizky Aditya mengatakan, investasi industri tekstil dan produk tekstil masih menarik minat investor khususnya untuk Penanaman Modal Asing (PMA) dimana per kuartal III 2024 mencapai Rp 9,73 triliun.

"Investasi tekstil masih mendatangkan minat khususnya investasi asing itu mengalami peningkatan di 2024 sebesar 101,87% year on year (yoy)," jelas Rizky dalam kesempatan yang sama.

Adapun, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) justru mengalami penurunan 15,58% yoy dari Rp 6,5 triliun pada kuartal III 2023 menjadi Rp 5,49 triliun pada kuartal III 2024.

Rizky menjelaskan, secara khusus dalam pengembangan industri tekstil dan produk tekstil, Kemenperin menargetkan peningkatan anggaran untuk program restrukturisasi mesin.

"Untuk ke depannya, dalam jangka pendek kami akan melakukan perluasan cakupan dan penambahan anggaran untuk program restrukturisasi mesin dan peralatan TPT untuk meningkatkan daya saing," pungkas Rizky.