Krisis yang melanda industri tekstil nasional telah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan pengelola kampus vokasi khusus tekstil. Penyerapan tenaga kerja yang rendah dan ancaman pengangguran menjadi momok yang menakutkan. Meskipun demikian, ada sebagian mahasiswa yang tetap optimis bahwa sektor ini akan kembali bangkit di masa depan.

Co-Founder Markamarie, Franka Soeria, menegaskan pentingnya inovasi dalam industri fashion. Seorang desainer fashion harus mampu menciptakan produk baru, termasuk penggunaan tekstil inovatif seperti kain anti sinar UV dan anti kerut. "Misalnya anti sinar UV, anti kerut, cara tekstilnya aja sudah berbeda kita mau pakai. Kemarin ada trend ecoprint, memakai dedaunan," kata Franka saat berbincang dengan PRO3 RRI pada Minggu (21/7/2024).

Industri tekstil di Indonesia saat ini berada di ambang kehancuran. Banyak perusahaan tekstil tutup, dan ribuan karyawan menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdasarkan data Asosiasi Pertekstilan Indonesia, sejak Januari hingga Mei 2024, sebanyak 20 hingga 30 pabrik telah gulung tikar, mengakibatkan 10.800 karyawan kehilangan pekerjaan.