Tahun 2025 seharusnya menjadi babak baru yang penuh harapan bagi banyak sektor di Indonesia. Namun, optimisme ini tidak sepenuhnya dirasakan oleh para pelaku industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Sektor yang padat karya ini justru dihadapkan pada berbagai tantangan kompleks, meski kontribusinya terhadap perekonomian nasional tetap signifikan.
Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia tengah berada di ambang krisis serius. Berita tentang tumbangnya berbagai pabrik tekstil, baik skala kecil maupun besar, semakin sering terdengar. Salah satu peristiwa yang menjadi sorotan adalah pailitnya PT Sri Rejeki Isman (Sritex) pada Oktober lalu, yang menandai betapa rapuhnya sektor ini. Kondisi ini semakin diperparah oleh penolakan kasasi Sritex oleh Mahkamah Agung, yang menunjukkan keterbatasan opsi hukum dan bisnis yang tersedia bagi industri tekstil dalam negeri.
Sepanjang tahun 2024, lebih dari 80 ribu tenaga kerja di Indonesia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), meningkat signifikan dibandingkan 57.923 pekerja pada periode yang sama tahun sebelumnya. Lonjakan ini menjadi alarm bagi berbagai sektor industri, terutama tekstil, yang menjadi salah satu sektor paling terdampak.
Page 189 of 412