Para pekerja PT Sri Rejeki Isman Textile Tbk. (Sritex) yang tergabung dalam Paguyuban Karyawan/Karyawati Sritex mengirimkan surat kepada Mahkamah Agung (MA) untuk memohon penundaan eksekusi pailit terhadap perusahaan. Dalam surat bertanggal 2 Januari 2025, para pekerja meminta pertimbangan atas dasar kemanusiaan, keamanan, dan hak asasi manusia. Mereka memohon agar Ketua MA memberikan disposisi kepada Pengadilan Niaga Semarang untuk menunda eksekusi tersebut.

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan secara resmi membuka Musyawarah Nasional (Munas) IX Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang, dan Kulit Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Yogyakarta pada Rabu (8/1/2024). Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea, Sekretaris Daerah Provinsi Yogyakarta Beny Suharsono, Wakapolda Yogyakarta Brigjen Pol Adi Vivid Agustiadi Bachtiar, dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta Aria Nugrahadi.

Pemerintah tengah menggodok revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 8/2024 yang mengatur kebijakan dan tata cara impor. Salah satu sorotan utama dalam regulasi ini adalah penghapusan peraturan teknis impor pakaian jadi, yang dinilai memperbesar peluang impor dan memengaruhi daya saing industri tekstil lokal.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu raksasa tekstil di Asia Tenggara, resmi dinyatakan pailit setelah kasasi yang diajukan perusahaan ditolak oleh Mahkamah Agung dalam putusan Nomor 1345 K/Pdt. Sus-Pailit/2024. Keputusan ini tidak hanya mengguncang perusahaan, tetapi juga memberikan dampak besar terhadap industri tekstil nasional dan kesejahteraan para pekerja yang bergantung pada sektor ini.

PT Ricky Putra Globalindo Tbk. (RICY), emiten yang bergerak di bidang tekstil dan garmen, tengah menghadapi tantangan besar akibat lesunya industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Industri ini mengalami tekanan berat dalam dua tahun terakhir, sebagaimana tercermin dari laporan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsyfi) yang mencatat 60 perusahaan tekstil mengalami guncangan bisnis. RICY sendiri tak luput dari dampaknya, dengan melakukan pengurangan jumlah karyawan.