Industri tekstil Indonesia, meskipun merupakan salah satu sektor yang vital dalam perekonomian negara, belum merasakan dampak positif yang signifikan dari kampanye Pilpres 2024. Meskipun pesta demokrasi ini sering diharapkan dapat memberikan dorongan pada sektor industri, namun kenyataannya, belum terjadi peningkatan yang substansial dalam kinerja industri tekstil. Menurut Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan, industri tekstil masih sangat mengandalkan permintaan pasar domestik, yang menyumbang sekitar 60 persen dari total permintaan. Namun, dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan oleh IKI, Adie menyatakan bahwa atribut-atribut kampanye, seperti spanduk dan kaos, yang biasanya menjadi pendorong produksi industri tekstil, belum banyak diminati dalam kampanye Pilpres 2024.

Gejolak geopolitik yang terjadi di sekitar Laut Merah telah memicu lonjakan harga dalam industri manufaktur, menghadirkan tantangan baru bagi produsen dan konsumen di Indonesia. Kenaikan tarif angkutan logistik akibat konflik tersebut telah memengaruhi biaya produksi dan distribusi, mengakibatkan potensi kenaikan harga pada sejumlah produk manufaktur yang bergantung pada bahan baku impor. Asosiasi Logistik Indonesia mencatat bahwa ongkos kirim logistik naik sekitar 40% hingga 50%, menyebabkan kapal-kapal kontainer menghindari jalur konflik di Laut Merah dan memutar lewat rute yang lebih panjang, seperti Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Akibatnya, waktu tempuh perjalanan kapal menjadi lebih lama, yang berpotensi memperlambat distribusi bahan baku dan produk jadi.

Paviliun Indonesia telah menorehkan kehadiran megahnya di panggung global pariwisata dalam FITUR (Feria Internacional de Turismo) 2024, sebuah pameran terkemuka di Madrid, Spanyol. Dalam acara yang menjadi panggung kedua terbesar di dunia ini, Indonesia menampilkan ragam kekayaan budaya dan alamnya dengan sentuhan modern yang memikat. Kehadiran paviliun tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia, yang dikenal dengan keindahan alam dan warisan budayanya, juga mampu berinovasi dan berkembang mengikuti arus kemajuan zaman. Salah satu sorotan utama dari paviliun ini adalah penampilan nuansa tekstil Nusantara yang memesona, menciptakan atmosfer yang memikat hati para pengunjung.

PT Trisula International Tbk (TRIS), perusahaan publik yang bergerak di sektor tekstil dan garmen, mengamati peluang pertumbuhan yang menjanjikan untuk tahun 2024. Keyakinan ini dipicu oleh fokus perusahaan dalam menghasilkan produk dengan margin keuntungan yang tinggi. Widjaya Djohan, Direktur Utama Trisula International, menegaskan bahwa perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk tahun 2024. Strategi ini meliputi pemeliharaan kesehatan rasio keuangan, peningkatan kualitas produk, serta inovasi dalam menjangkau pasar, terutama segmen pasar menengah ke atas yang terus mengikuti tren mode.

Meskipun pandemi COVID-19 telah berakhir, bayang-bayang ketidakpastian ekonomi masih menghantui banyak negara, termasuk Indonesia. Meski terdapat peningkatan pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II 2023, mencapai 5,1-7 persen, sejumlah sektor usaha masih berjuang untuk pulih dari dampak krisis. Menurut laporan Global Economic Prospect Juni 2023 dari Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi dunia terus melambat. Proyeksi untuk tahun 2023 direvisi menjadi 2,1 persen, jauh di bawah proyeksi sebelumnya. Prediksi untuk tahun 2024 dan 2025 juga tidak menjanjikan, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan hanya sekitar 2,4 persen dan 3 persen berturut-turut.