Industri tekstil Indonesia sedang berambisi untuk menjadi salah satu dari lima besar manufaktur tekstil dunia pada tahun 2030, sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian. Dalam mencapai target ini, bahan katun memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional, tetapi juga dalam mendorong inovasi dan keberlanjutan dalam industri tekstil.

Industri tekstil Indonesia tengah menghadapi tantangan besar, menggambarkan situasi yang diibaratkan dengan peribahasa "besar pasak daripada tiang". Ketidakseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan ini menyebabkan banyak perusahaan tekstil terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia sedang mengalami masa sulit. Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) melaporkan bahwa setidaknya 13.800 pekerja di sektor ini telah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sejak awal tahun 2024. Penurunan permintaan pasar ekspor menjadi salah satu penyebab utama, namun permasalahan dalam negeri juga memberikan tekanan besar pada bisnis tekstil.