Pemerintah berencana mengeluarkan insentif revitalisasi mesin melalui subsidi kredit investasi sebesar 5% bagi industri padat karya skala kecil dan menengah, termasuk industri tekstil dan produk tekstil. Untuk mendukung kebijakan ini, negara akan menyediakan dana sebesar Rp20 triliun. Ketua Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma, menyambut baik langkah pemerintah tersebut dan berharap implementasinya dilakukan secara cermat agar anggaran yang disediakan tidak habis untuk administrasi birokrasi tanpa memberikan dampak signifikan bagi industri.

Setelah PT Sritex mengalami kepailitan, pemerintah mengambil langkah untuk memperkuat sektor padat karya, terutama industri tekstil. Salah satu upaya yang dirancang adalah merumuskan proyek strategis nasional berupa deregulasi serta subsidi investasi revitalisasi permesinan bagi usaha kecil dan menengah di sektor ini.

Industri batik di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami pertumbuhan pada 2024, meskipun peningkatannya tergolong kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai produksi batik Cirebon meningkat dari Rp87,4 miliar pada 2023 menjadi Rp88,3 miliar pada 2024, dengan kapasitas produksi bertambah dari 42.611 kodi menjadi 42.782 kodi. Meskipun demikian, pertumbuhan ini belum cukup signifikan untuk dikategorikan sebagai perkembangan yang kuat.