Kebijakan pemerintah untuk mendukung industri padat karya melalui insentif fiskal dinilai kurang efektif oleh Asosiasi Produsen Benang, Serat, dan Filamen Indonesia (APSyFI). Meski insentif tersebut dirancang untuk meringankan beban pelaku usaha di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, menyatakan bahwa langkah ini tidak akan memberikan dampak signifikan bagi industri yang sudah terseok-seok selama lebih dari dua tahun.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendukung pertumbuhan industri tekstil dalam negeri. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada impor kapas, bahan baku utama yang sangat dibutuhkan oleh industri tekstil.
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia kembali menghadapi tantangan serius dengan maraknya produk impor yang membanjiri pasar domestik. Meski kinerja industri tekstil menunjukkan sedikit perbaikan, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, menegaskan bahwa dominasi produk impor menghambat pemulihan industri dalam negeri secara nyata.
Page 174 of 392