Masuknya barang-barang tekstil impor tanpa merek dengan harga murah semakin meresahkan pelaku industri dalam negeri. Fenomena ini membuat produsen lokal menjerit karena tidak mampu bersaing di pasar, terutama akibat praktik impor ilegal yang kian marak terjadi di Indonesia.

Perusahaan tekstil asal Taiwan, De Licacy Industrial Co., resmi mengumumkan rencana investasi sebesar US$1,1 juta atau sekitar Rp18 miliar untuk pembangunan pabrik anak perusahaannya di Indonesia, PT Delight Industrial Indonesia.

Industri tekstil dan garmen Indonesia dinilai masih memiliki daya saing kuat di tengah tantangan ekonomi global. Ketua Asosiasi Garment dan Textile Indonesia (AGTI), Anne Patricia Sutanto, menegaskan bahwa sektor ini tidak sedang melemah, melainkan sedang beradaptasi melalui investasi di bidang digitalisasi, efisiensi energi, dan keberlanjutan.